Muncul Fenomena ‘Rojali’, Masyarakat ke Mal tapi Tak Belanja

Muncul Fenomena ‘Rojali’, Masyarakat ke Mal tapi Tak Belanja

pttogel Belakangan ini, fenomena unik muncul di tengah aktivitas masyarakat perkotaan, khususnya di pusat perbelanjaan atau mal. Fenomena ini dikenal dengan istilah ‘Rojali’ — singkatan dari “Roaming Jajan tapi Tidak Belanja”. Istilah ini merujuk pada kebiasaan masyarakat yang berkunjung ke mal bukan untuk berbelanja, melainkan sekadar jalan-jalan, menikmati suasana, atau bahkan nongkrong tanpa melakukan pembelian barang apapun. Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak, terutama para pelaku bisnis dan pengelola mal yang biasanya mengandalkan transaksi belanja sebagai sumber pendapatan utama.

Apa Itu Fenomena ‘Rojali’?

Fenomena ‘Rojali’ secara sederhana adalah kondisi di mana pengunjung mal lebih banyak menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan, melihat-lihat toko, dan menikmati fasilitas hiburan atau kuliner tanpa bertransaksi membeli barang. Masyarakat mungkin datang untuk bersantai, berkumpul dengan teman atau keluarga, menghindari panas atau hujan, atau hanya mengisi waktu luang. Bahkan ada yang hanya memanfaatkan Wi-Fi gratis dan fasilitas umum yang disediakan mal.

baca juga: syarat-indonesia-lolos-ke-semifinal-piala-aff-u-23-2025

Penyebab Munculnya Fenomena ‘Rojali’

Fenomena ini bukan tanpa sebab. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kenapa masyarakat memilih untuk ‘rojal’ daripada berbelanja:

  1. Perubahan Pola Konsumsi
    Di era digital saat ini, banyak orang yang sudah mulai beralih ke belanja online. E-commerce menawarkan kemudahan dan berbagai promo menarik tanpa harus datang langsung ke toko fisik. Hal ini membuat kunjungan ke mal tidak selalu berujung pada transaksi pembelian.

  2. Tingkat Ekonomi dan Inflasi
    Kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dan kenaikan harga barang membuat masyarakat lebih selektif dalam membelanjakan uangnya. Banyak yang memilih mengalokasikan dana untuk kebutuhan pokok dan menahan diri dari pembelian barang-barang yang tidak terlalu urgent.

  3. Fasilitas dan Hiburan di Mal
    Mal tidak hanya menjadi tempat belanja, tapi juga tempat hiburan dan rekreasi. Bioskop, food court, kafe, area bermain anak, dan event-event menarik sering diadakan untuk menarik pengunjung. Masyarakat datang untuk menikmati fasilitas ini tanpa harus berbelanja.

  4. Sosialisasi dan Lifestyle
    Mal juga menjadi tempat berkumpul sosial yang nyaman dan aman. Untuk beberapa kalangan, berjalan-jalan di mal sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan cara melepas penat, terutama bagi anak muda dan keluarga.

Dampak Fenomena ‘Rojali’ bagi Bisnis dan Pengelola Mal

Fenomena ‘rojal’ memiliki dampak yang cukup kompleks bagi pelaku bisnis di mal:

  • Penurunan Omzet Toko
    Dengan pengunjung yang tidak berbelanja, omzet toko-toko di mal bisa menurun. Ini menjadi tantangan bagi para pedagang yang mengandalkan kunjungan fisik untuk penjualan mereka.

  • Strategi Pemasaran dan Promosi
    Pelaku usaha harus beradaptasi dengan fenomena ini. Mereka perlu menciptakan strategi pemasaran yang lebih kreatif, seperti diskon menarik, loyalty program, atau event khusus yang mampu menggerakkan minat pengunjung untuk berbelanja.

  • Peluang untuk Fasilitas dan Hiburan
    Sisi positifnya, pengelola mal bisa mengembangkan fasilitas hiburan dan layanan pendukung lain yang bisa menjadi magnet pengunjung. Hal ini juga membuka peluang kolaborasi antara pengelola mal dengan berbagai bisnis hiburan dan kuliner.

Solusi dan Harapan ke Depan

Untuk menghadapi fenomena ‘Rojali’, dibutuhkan inovasi dari berbagai pihak:

  • Pelaku Usaha
    Harus mampu memadukan pengalaman berbelanja dengan hiburan dan pelayanan yang memuaskan sehingga pengunjung merasa ada nilai lebih ketika mereka membeli produk di toko fisik.

  • Pengelola Mal
    Mengadakan event-event tematik, program loyalitas pengunjung, serta menyesuaikan tenant dan fasilitas yang sesuai dengan tren dan kebutuhan masyarakat.

  • Masyarakat
    Diharapkan dapat menyadari pentingnya mendukung usaha lokal dan menjaga keberlangsungan ekonomi dengan berbelanja secara bijak meskipun masih tetap menikmati hiburan di mal.

Kesimpulan

Fenomena ‘Rojali’ merupakan cerminan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat di era modern ini. Meskipun menghadirkan tantangan bagi pelaku usaha dan pengelola mal, fenomena ini juga membuka ruang bagi inovasi dan kreativitas dalam dunia ritel dan hiburan. Kunci utama adalah bagaimana semua pihak bisa beradaptasi dan menemukan keseimbangan antara hiburan dan konsumsi agar pusat perbelanjaan tetap hidup dan berkembang di masa depan.

sumber artikel: arenaku.id

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *